Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan
peralihan dari air ke daratan. Pada waktu berkembang biak, lumut masih
memerlukan air, sperma memiliki flagela dan harus berenang dari
anteridium ke arkegonium untuk membuahi sel telur. Pada beberapa spesies
lumut, setetes air hujan atau embun sudah cukup untuk memungkinkan
terjadinya pembuahan. Dengan demikian, beberapa spesies lumut dapat
hidup di gurun. Sebagian besar lumut tidak memiliki pembuluh (ada lumut
tertentu yang memiliki sel pengangkut air yang memanjang), maka ketika
air mengalir pada permukaan hamparan lumut, air akan meresap dan
menyerap ke seluruh tubuh tumbuhan melalui proses difusi yang relatif
lambat. Oleh karena itu, habitat yang umum untuk lumut adalah yang teduh
dan lembap. Lumut dapat merentang secara horizontal sebagai hamparan di
atas permukaan yang luas, tetapi tingginya hanya 1-2 cm, paling tinggi
umumnya kurang dari 20 cm. Dalam siklus hidupnya lumut mengalami
pergiliran keturunan (generasi) haploid dan diploid.
Bryophyta mengalami dua fase dalam
siklus hidupnya, yaitu fase gametofit dan sporofit. Fase gametofit
adalah lumut yang biasa kita lihat sehari-hari. Gametofit merupakan
lumut yang menghasilkan gamet (sel kelamin). Fase sporofit merupakan
lumut yang berada dalam keadaan menghasilkan spora. Dalam siklus
hidupnya, fase gametofit lebih dominan dibandingkan fase sporofitnya.
Hal ini bertolak belakang dengan tumbuhan berpembuluh (akan di bahas
pada subbab selanjutnya) yang memiliki fase sporofit lebih dominan
dibandingkan dengan fase gametofit (Gambar 6.2).
Bryophyta bereproduksi secara aseksual
dan secara seksual. Reproduksi secara aseksual terjadi melalui
pembentukan spora. Spora ini dihasilkan dari sporangium (kotak spora)
melalui pembelahan secara meiosis. Spora yang dihasilkan adalah spora
haploid (n). Spora ini kemudian akan tumbuh menjadi protonema. Adapun
reproduksi secara seksual Bryophyta, yaitu dengan cara penyatuan gamet
betina yang dihasilkan arkegonia berupa sel telur dan gamet jantan yang
dihasilkan oleh antheridia berupa sperma. Sperma bergerak menuju sel
telur di arkegonia dengan perantara air. Pertemuan sel telur dan sperma
menyebabkan terjadinya fertiliasi yang menghasilkan zigot. Zigot
membelah secara mitosis menjadi protonema. Protonema terus berkembang
menjadi sporofit yang diploid (2n). Untuk lebih jelasnya, perhatikan
gambar berikut (Gambar 6.3).
Gambar 6.3 Siklus
hidup Bryophyta. Pada siklus hidupnya terjadi pergiliran antara fase
sporofit & fase gametofit.
Pada umumnya kita menyebut “lumut” untuk
semua tumbuhan yang hidup di permukaan tanah, batu, tembok atau pohon
yang basah, bahkan yang hidup di air. Padahal tidak semuanya benar.
Kalau kita cermati, mereka semua masih berupa talus jadi belum memiliki
kormus yang jelas. Tumbuhan lumut mempunyai bagian-bagian tubuh yang
menyerupai akar, batang dan daun, tetapi bagian-bagian tersebut bukanlah
akar, batang dan daun sejati. Sehingga tumbuhan lumut merupakan bentuk
peralihan dari thallophyta (tumbuhan thallus) dan kormophyta (tumbuhan
kormus). Bagian yang menyerupai akar disebut rhizoid, yang berupa
selapis sel berbentuk halus dan tumbuh ke arah bawah dari pangkal
batangnya. Rhizoid berfungsi untuk melekatkan diri di tempat hidupnya
dan untuk menyerap air dan mineral dari dalam tanah.
Semua lumut merupakan tumbuhan autotrop
fotosintetik, tak berpembuluh, tetapi sudah memiliki batang dan daun
yang jelas dapat diamati meskipun akarnya masih berupa rizoid. Maka
lumut dianggap sebagai peralihan antara tumbuhan thallus ke tumbuhan
berkormus, karena memiliki ciri thallus berupa rizoid dan kormus yang
telah menampakkan adanya bagian batang dan daun. Bryophyta tidak
memiliki jaringan yang diperkuat oleh lignin, oleh karenanya memiliki
profil yang rendah, tingginya hanya 1–2 cm dan yang paling besar
tingginya tidak lebih dari 20 cm.
Lumut dapat dengan mudah dijumpai di
tempat yang lembap atau basah, seperti menempel pada pohon dan di
permukaan batu bata. Di kutub, lumut merupakan penyusun ekosistem tundra
(padang lumut). Lumut yang hidup di permukaan batu bata berbentuk
seperti beludru yang berwarna hijau. Ada juga yang berupa lembaran
menempel pada tebing atau dinding sumur. Lumut yang hidup di pohon,
tubuhnya menjulur panjang, menggantung. Lumut kering yang dijual sebagai
media tanaman disebut moss.
Gambar Tumbuhan lumut
(Bryophyta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar