Gambar 7.19 Beberapa
contoh tumbuhan paku
Ciri-Ciri Umum Tumbuhan Paku
(Pteridophyta). Daun pada tumbuhan paku tampak jelas. Daunnya
selalu melingkar dan bergulung pada usia muda. Tumbuhan berpembuluh
tidak berbiji memiliki dua macam bentuk daun, yaitu daun yang tidak
mengandung spora (tropofil), dan daun yang mengandung spora (sporofil).
Di bagian bawah sporofil terdapat banyak bulatan kecil berwarna
kecokelatan. Bulatan tersebut berkumpul membentuk struktur yang disebut
sorus (jamak: sori). Setiap sorus terdiri atas
banyak kotak spora yang disebut sporangium. Selain terdapat pada sorus, sporangium juga terkumpul pada strobilus dan sporokarpium. Strobilus ini merupakan sporangium yang membentuk struktur seperti kerucut. Sorus yang masih muda akan terlindungi oleh indusium
banyak kotak spora yang disebut sporangium. Selain terdapat pada sorus, sporangium juga terkumpul pada strobilus dan sporokarpium. Strobilus ini merupakan sporangium yang membentuk struktur seperti kerucut. Sorus yang masih muda akan terlindungi oleh indusium
Seperti yang kita lihat bahwa akar dan
batang (rizoma) tumbuhan paku terdapat di bawah tanah, akarnya
berbentuk serabut dan pada ujungnya terdapat kaliptra, ingatlah kembali
fungsi kaliptra! Daun-daunnya tumbuh ke atas dari rizoma. Akan tetapi,
ada beberapa jenis paku yang batangnya muncul di atas tanah, misalnya Cyathea,
Psilotum, dan Alsophyla. Seperti yang Anda temukan
tumbuhan paku ini mempunyai bentuk, ukuran, dan susunan daun yang
beraneka ragam, perhatikan Gambar 7.20 berikut ini!
Ciri khas daun tumbuhan paku pada waktu
masih muda adalah menggulung, dan daunnya ada yang kecil yang disebut
dengan mikrofil, ada pula yang berukuran besar
yang disebut dengan makrofil. Pada umumnya
mikrofil berbentuk rambut atau sisik, tidak bertangkai, dan tidak
bertulang kecuali pada paku kawat dan paku ekor kuda. Sedangkan untuk
makrofil sudah bertangkai, bertulang daun, dan memiliki daging daun
(mesofil) yang terdapat stomata, jaringan tiang, dan bunga karang.
Jika kita amati beberapa jenis daun
paku, ada yang tidak menghasilkan spora yang disebut dengan tropofil,
disebut sebagai daun yang steril. Tropofil hanya berfungsi untuk
fotosintesis, tetapi ada yang menghasilkan spora yang disebut dengan sporofil
atau disebut daun fertil. Spora terdapat di dalam kotak
spora/sporangium, ada sejumlah sel penutupnya yang berdinding tebal dan
membentuk cincin yang disebut dengan annulus. Agar
lebih jelas amati Gambar 7.21 ini!
Gambar 7.21 (A) Sorus, (B) indusium, dan
(C) sporangium
Apabila dalam keadaan kekeringan, maka
annulus mengerut dan sporangium akan pecah, lalu spora tersebut akan
tersebar, bila lingkungannya cocok akan tumbuh menjadi individu baru.
Demikian juga bila ada embun yang membeku, maka daun-daunnya akan mati
tetapi akar dan batangnya masih hidup selama musim dingin tersebut, jadi
masih ada kemungkinan untuk hidup kembali. Akar tumbuhan paku berupa
akar serabut. Pada akar paku, xilem terdapat di tengah dikelilingi floem
membentuk berkas pembuluh angkut yang konsentris. Batangnya jarang
tumbuh tegak di atas tanah, kecuali pada paku tiang (Alsopila sp. dan
Cyathea sp.). Batang paku kebanyakan berupa rhizoma.
Secara ringkas Tumbuhan paku memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
- Berbeda dengan tumbuhan lumut, tumbuhan paku sudah memiliki akar, batang, dan daun sejati. Oleh karena itu, tumbuhan paku termasuk kormophyta berspora.
- Baik pada akar, batang, dan daun, secara anatomi sudah memiliki berkas pembuluh angkut, yaitu xilem yang berfungsi mengangkut air dan garam mineral dari akar menuju daun untuk proses fotosintesis, dan floem yang berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.
- Habitat tumbuhan paku ada yang di darat dan ada pula yang di perairan serta ada yang hidupnya menempel.
- d. Pada waktu masih muda, biasanya daun tumbuhan paku menggulung dan bersisik.
- Tumbuhan paku dalam hidupnya dapat bereproduksi secara aseksual dengan pembentukan gemmae dan reproduksi seksual dengan peleburan gamet jantan dan gamet betina.
- Dalam siklus hidup (metagenesis) terdapat fase sporofit, yaitu tumbuhan paku sendiri.
- Fase sporofit pada metagenesis tumbuhan paku memiliki sifat lebih dominan daripada fase gametofitnya.
- Memiliki klorofil sehingga cara hidupnya hidupnya fotoautotrof.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar