Makanan

Sate Ayam Istimewa Harus Pakai Dua Tusukan

Sate Ayam Istimewa Harus Pakai Dua Tusukan 
Jakarta - Berapa jenis sate ayam yang Anda kenali dan sudah dicicipi? Sate ayam dari Madura, Ponorogo, Blora, atau Kebumen? Atau, mungkin bahkan Anda sudah memiliki daftar yang lebih panjang? Kuliner Nusantara memang kaya dengan ragam sate, khususnya sate ayam dari berbagai pelosok Indonesia.

Kita masing-masing tentu pula punya favorit sate ayam masing-masing. Untuk saya, juara pertama diduduki sate ayam dari Ponorogo. Juara kedua adalah Cilacap. Begitu istimewanya sate ayam dari Cilacap, sehingga tusukannya tidak cukup satu, melainkan dua.

Sate ayam dari Ponorogo dan Cilacap sama-sama berciri potongan daging ayam yang besar. Bedanya, Ponorogo menganut gagrak irisan daging dada ayam kampung yang diiris tipis lebar. Sedangkan gagrak Cilacap tidak mewajibkan penggunaan ayam kampung, dengan potongan besar yang tebal. Karena itu, satu bilah tusukan tidak cukup, sehingga harus memakai dua tusukan.

Tidak mengherankan bila satu porsi sate ayam Cilacap sudah cukup berisi lima tusuk - disajikan dengan pilihan lontong atau nasi putih. Sambalnya adalah sambal kacang dengan tone manis. Sama dengan gagrak Ponorogo, kekuatan sambal kacang untuk sate ayam Cilacap ini membuatnya "terlarang" untuk ditambahi kecap manis atau rajangan bawang merah maupun cabe rawit. Kepolosan saus kacangnya justru menjadi kekuatan sate ayam Cilacap.

Potongan daging ayamnya direndam dalam campuran bumbu (kecap manis, bawang merah, bawang putih) selama beberapa jam. Marinasi atau perendaman dalam bumbu inilah yang "bertanggung jawab" atas hasil akhir daging yang empuk, moist, dan bumbu merasuk.

Sate ayam dari Cilacap ini agak mirip dengan sate ayam gagrak Kebumen yang kebetulan agak "bertetangga" dengan Cilacap di Pantai Selatan Pulau Jawa. Bedanya, di Kebumen, saus yang digunakan bukanlah bumbu kacang tanah, melainkan dari tempe atau kacang kedelai yang sudah difermentasikan.

Di Cilacap, sate ayam yang terkenal adalah Sate Martawi yang sudah puluhan tahun eksis dan sudah punya beberapa cabang. Di Jakarta, keistimewaan sate ayam dari Cilacap ini agaknya hanya diwakili oleh seorang penjual di sebuah gang sempit di daerah Kwitang. Warung ini tidak menjual sajian lain kecuali sate ayam (5 tusuk Rp 17.500) dengan lontong atau nasi putih. Minumannya pun hanya air kemasan. Agaknya, warung ini lebih sibuk melayani pesanan untuk dikirim ke berbagai tempat perhelatan.

Rasa Kampung Halaman di Taliwang Bersaudara

  Rasa Kampung Halaman di Taliwang Bersaudara 

Jakarta - Sebuah rumah makan yang khusus menyediakan masakan Sasak (Lombok) yang sudah punya nama di Jakarta sejak 20 tahun yang lalu, bagi para penggemarnya, RM Taliwang Bersaudara adalah bagaikan pulang ke kampung halaman.

Awalnya, RM Taliwang Bersaudara memang bermula di Cakranegara, Lombok. Upayanya menguak isolasi kuliner Lombok berhasil setelah membuka cabang di Bali pada tahun 1986. Tidak lama setelah cabang Bali dibuka, Taliwang Bersaudara mendapat pesanan dari Istana Tampaksiring ketika Presiden Soeharto liburan di sana bersama keluarganya. Ternyata, Pak Harto dan Bu Tien jatuh cinta berat dengan sajian khas Sasak ini. Ayam taliwang pun sering dipesan untuk dikirim ke Jalan Cendana.

Tak heran bila RM Taliwang Bersaudara pun tak lama kemudian sudah berhasil menembus ibukota negara. Cabangnya yang pertama berlokasi di Tebet, kemudian tambah lagi di Kebayoran Baru. Berada di kawasan elite ini membuat Taliwang Bersaudara semakin berkibar sebagai penyaji masakan dari Pulau Lombok. Sekarang juga ada cabang di Bandung dan Auckland (New Zealand).

Sajian paling populer di rumah makan ini adalah ayam bakar taliwang (Rp 32 ribu). Bahannya adalah ayam kampung muda berusia sekitar 45 hari, dibakar utuh dengan bumbu plecing. Dagingnya manis empuk. Gurih-gurih pedas! Aroma trasinya membuat termimpi-mimpi. Top markotop!

Teman paling serasi untuk mendampingi ayam bakar taliwang adalah beberuk terung atau plecing kangkung (Rp 11 ribu). Beruk terung adalah terong yang dipotong dadu halus, dalam sambal tomat dan trasi yang sungguh nendang. Plecing kangkung dari kangkung dan tauge rebus, parutan kelapa disangrai dengan bumbu, ditaburi kacang tanah, dan topping sambal tomat trasi yang khas.

RM Taliwang Bersaudara juga menyajikan aneka sate khas Sasak, yaitu sate pencok (dari kulit sapi), dan sate pusut (seperti sate lilit Bali, dari daging sapi cincang dan parutan kelapa muda). Aneka sate Sasak ini dibandrol Rp 15 ribu per porsi.

Bila berkunjung ke RM Taliwang Bersaudara, ada satu menu yang tidak akan mungkin saya lewatkan, yaitu ceplok telur asin (Rp 5 ribu). Ya, telur asin yang digoreng mata sapi. Unik bukan? Tidak ada dua. Hanya ada di sini. Mak nyuss! Jangan pula lewatkan tahu dan tempe gorengnya yang sungguh beda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar