Tumbuhan

Tumbuhan tumbuhan langkah

Berikut adalah tanaman yang unik di alam semesta kita, namun saking unik dan langkanya, bentuknya terlihat menyeramkan, tetapi masih segar bila dipandang.
1. Bleeding Tooth Fungus (Jamur Gigi Berdarah)
Tumbuhan ini juga disebut stroberi dan krim, jus gigi merah, dan gigi iblis. Terlihat seperti keringat darah kan? Tumbuhan ini bisa dimakan
2. Chinese Black Batflowers (Bunga Kelelawar Hitam China)
Buah tanaman ini menggantung sehingga terlihat seperti kelelawar tidur terbalik, seperti gambar diatas.
3. Doll’s Eye (Mata Boneka)
Disebut juga “white baneberry.”
4. Sea Anemone Mushroom / Octopus Stinkhorn
Berasal dari australia begitu tanaman ini dewasa, mereka meletuskan tentakel merahnya yang mengerikan dan mengeluarkan bau untuk menarik lalat, yang kemudian menelan korbannya kedalam “gleba” dan mencernanya.
5. Devil’s Claw (Cakar setan)
Adalah jenis tumbuhan perangkap yang bisa melekat ke pakaian Anda ketika Anda berjalan melaluinya, meskipun kecil tetap terlihat mengganggu, karena terlihat seperti binatang laba-laba.
Tanaman ini dari Arizona, di mana mereka digunakan oleh penduduk pribumi untuk menenun keranjang. Tanaman jenis ini dirancang untuk mengait pada kaki hewan yang lewat, yang kemudian akan menghisap binatang yang terjebak kedalam tanah dan menghancurkannya sebelum tanaman ini memproduksi biji-bijian lalu melepaskanya dipermukaan
6. Porcupine Tomato (Tomat Landak)
Tanaman ini berasal dari Madagaskar, julukannya Little Australia. Selain duri yang tajam dan beracun, tomat landak adalah spesies yang berpotensi invasif, karena sulit untuk mati, bahkan dalam kekeringan.
Tanaman ini menyebar cepat, dan dapat mencapai tinggi 8 meter, dalam jumlah yang relatif singkat.
7.Cedar-Apple Rust Fungus (Cedar-Apel Jamur Karat)
CARF adalah infeksi jamur yang menyerang cedar dan pohon apel. Ia dapat menghasilkan bola jamur globular di mana saja dari 1/4 inci sampai 2 inci dengan diameter dan kantung “tanduk spora” ketika cuaca basah, mengubahnya menjadi seperti bola Koosh dari neraka.
8. Buddha’s Hand (Tangan Buddha)
Tangan Buddha adalah buah jeruk yang populer di Cina dan Jepang dengan aroma yang kuat.

Ciri-ciri tumbuhan lumut

Tumbuhan lumut memiliki ciri-ciri yang bisa dengan mudah kita perhatikan dengan mata kita. Dalam tulisan ini akan digambarkan ciri-ciri umum tumbuhan lumut atau bryopyta. Berikut uraian dari ciri-ciri tumbuhan lumut secara lengkapnya.
Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan peralihan dari air ke daratan. Pada waktu berkembang biak, lumut masih memerlukan air, sperma memiliki flagela dan harus berenang dari anteridium ke arkegonium untuk membuahi sel telur. Pada beberapa spesies lumut, setetes air hujan atau embun sudah cukup untuk memungkinkan terjadinya pembuahan. Dengan demikian, beberapa spesies lumut dapat hidup di gurun. Sebagian besar lumut tidak memiliki pembuluh (ada lumut tertentu yang memiliki sel pengangkut air yang memanjang), maka ketika air mengalir pada permukaan hamparan lumut, air akan meresap dan menyerap ke seluruh tubuh tumbuhan melalui proses difusi yang relatif lambat. Oleh karena itu, habitat yang umum untuk lumut adalah yang teduh dan lembap. Lumut dapat merentang secara horizontal sebagai hamparan di atas permukaan yang luas, tetapi tingginya hanya 1-2 cm, paling tinggi umumnya kurang dari 20 cm. Dalam siklus hidupnya lumut mengalami pergiliran keturunan (generasi) haploid dan diploid.
Bryophyta mengalami dua fase dalam siklus hidupnya, yaitu fase gametofit dan sporofit. Fase gametofit adalah lumut yang biasa kita lihat sehari-hari. Gametofit merupakan lumut yang menghasilkan gamet (sel kelamin). Fase sporofit merupakan lumut yang berada dalam keadaan menghasilkan spora. Dalam siklus hidupnya, fase gametofit lebih dominan dibandingkan fase sporofitnya. Hal ini bertolak belakang dengan tumbuhan berpembuluh (akan di bahas pada subbab selanjutnya) yang memiliki fase sporofit lebih dominan dibandingkan dengan fase gametofit (Gambar 6.2).
Gambar 6.2 (a) Fase gametofit dan (b) Fase 
sporofit pada lumutGambar 6.2 (a) Fase gametofit dan (b) Fase sporofit pada lumut
Bryophyta bereproduksi secara aseksual dan secara seksual. Reproduksi secara aseksual terjadi melalui pembentukan spora. Spora ini dihasilkan dari sporangium (kotak spora) melalui pembelahan secara meiosis. Spora yang dihasilkan adalah spora haploid (n). Spora ini kemudian akan tumbuh menjadi protonema. Adapun reproduksi secara seksual Bryophyta, yaitu dengan cara penyatuan gamet betina yang dihasilkan arkegonia berupa sel telur dan gamet jantan yang dihasilkan oleh antheridia berupa sperma. Sperma bergerak menuju sel telur di arkegonia dengan perantara air. Pertemuan sel telur dan sperma menyebabkan terjadinya fertiliasi yang menghasilkan zigot. Zigot membelah secara mitosis menjadi protonema. Protonema terus berkembang menjadi sporofit yang diploid (2n). Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut (Gambar 6.3).
Gambar 6.3 Siklus hidup Bryophyta. Pada siklus 
hidupnya terjadi 
pergiliran antara fase sporofit & fase gametofit.
Gambar 6.3 Siklus hidup Bryophyta. Pada siklus hidupnya terjadi pergiliran antara fase sporofit & fase gametofit.
Pada umumnya kita menyebut “lumut” untuk semua tumbuhan yang hidup di permukaan tanah, batu, tembok atau pohon yang basah, bahkan yang hidup di air. Padahal tidak semuanya benar. Kalau kita cermati, mereka semua masih berupa talus jadi belum memiliki kormus yang jelas. Tumbuhan lumut mempunyai bagian-bagian tubuh yang menyerupai akar, batang dan daun, tetapi bagian-bagian tersebut bukanlah akar, batang dan daun sejati. Sehingga tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan dari thallophyta (tumbuhan thallus) dan kormophyta (tumbuhan kormus). Bagian yang menyerupai akar disebut rhizoid, yang berupa selapis sel berbentuk halus dan tumbuh ke arah bawah dari pangkal batangnya. Rhizoid berfungsi untuk melekatkan diri di tempat hidupnya dan untuk menyerap air dan mineral dari dalam tanah.
Semua lumut merupakan tumbuhan autotrop fotosintetik, tak berpembuluh, tetapi sudah memiliki batang dan daun yang jelas dapat diamati meskipun akarnya masih berupa rizoid. Maka lumut dianggap sebagai peralihan antara tumbuhan thallus ke tumbuhan berkormus, karena memiliki ciri thallus berupa rizoid dan kormus yang telah menampakkan adanya bagian batang dan daun. Bryophyta tidak memiliki jaringan yang diperkuat oleh lignin, oleh karenanya memiliki profil yang rendah, tingginya hanya 1–2 cm dan yang paling besar tingginya tidak lebih dari 20 cm.
Lumut dapat dengan mudah dijumpai di tempat yang lembap atau basah, seperti menempel pada pohon dan di permukaan batu bata. Di kutub, lumut merupakan penyusun ekosistem tundra (padang lumut). Lumut yang hidup di permukaan batu bata berbentuk seperti beludru yang berwarna hijau. Ada juga yang berupa lembaran menempel pada tebing atau dinding sumur. Lumut yang hidup di pohon, tubuhnya menjulur panjang, menggantung. Lumut kering yang dijual sebagai media tanaman disebut moss.
lumut
Gambar Tumbuhan lumut (Bryophyta)

Ciri-ciri tumbuhan paku

 Tumbuhan paku sudah termasuk ke dalam tumbuhan kormus (Cormophyta) karena sudah memiliki akar, batang, dan daun yang jelas. Akar pada paku bersifat seperti serabut yang ujungnya dilindungi oleh kaliptra (tudung akar). Batang pada sebagian besar paku tidak terlihat karena berada di dalam tanah dalam bentuk rimpang. Akan tetapi, ada pula yang memiliki batang di permukaan tanah yang bercabang, seperti pada Cyathea. Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui sekitar 10.000 (diperkirakan 3.000 diantaranya tumbuh di Indonesia), sebagian besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembab. Tumbuhan ini cenderung tidak tahan dengan kondisi air yang terbatas. Tumbuhan paku ada yang hidup sebagai saprofit dan ada pula sebagai epifit. Paku menyukai tempat lembab (higrofit), dari kawasan pantai sampai di daerah pegunungan tinggi. Pernahkah Anda melihat tanaman suplir atau semanggi? Tanaman ini merupakan contoh dari tumbuhan paku. Tumbuhan ini terdapat di manamana (kosmopolitan) dan bentuknya berupa rerumputan, habitatnya menyukai tempat yang basah atau lembar (higrofit), ada juga yang hidup menempel pada pohon (epifit). Amatilah beberapa contoh tumbuhan paku pada Gambar 7.19!
 Gambar 7.19 Beberapa contoh tumbuhan paku
Gambar 7.19 Beberapa contoh tumbuhan paku
Ciri-Ciri Umum Tumbuhan Paku (Pteridophyta). Daun pada tumbuhan paku tampak jelas. Daunnya selalu melingkar dan bergulung pada usia muda. Tumbuhan berpembuluh tidak berbiji memiliki dua macam bentuk daun, yaitu daun yang tidak mengandung spora (tropofil), dan daun yang mengandung spora (sporofil). Di bagian bawah sporofil terdapat banyak bulatan kecil berwarna kecokelatan. Bulatan tersebut berkumpul membentuk struktur yang disebut sorus (jamak: sori). Setiap sorus terdiri atas
banyak kotak spora yang disebut sporangium. Selain terdapat pada sorus, sporangium juga terkumpul pada strobilus dan sporokarpium. Strobilus ini merupakan sporangium yang membentuk struktur seperti kerucut. Sorus yang masih muda akan terlindungi oleh indusium
Seperti yang kita lihat bahwa akar dan batang (rizoma) tumbuhan paku terdapat di bawah tanah, akarnya berbentuk serabut dan pada ujungnya terdapat kaliptra, ingatlah kembali fungsi kaliptra! Daun-daunnya tumbuh ke atas dari rizoma. Akan tetapi, ada beberapa jenis paku yang batangnya muncul di atas tanah, misalnya Cyathea, Psilotum, dan Alsophyla. Seperti yang Anda temukan tumbuhan paku ini mempunyai bentuk, ukuran, dan susunan daun yang beraneka ragam, perhatikan Gambar 7.20 berikut ini!
 Gambar 7.20 Macam macam tumbuhan pakuGambar 7.20 Macam macam tumbuhan paku
Ciri khas daun tumbuhan paku pada waktu masih muda adalah menggulung, dan daunnya ada yang kecil yang disebut dengan mikrofil, ada pula yang berukuran besar yang disebut dengan makrofil. Pada umumnya mikrofil berbentuk rambut atau sisik, tidak bertangkai, dan tidak bertulang kecuali pada paku kawat dan paku ekor kuda. Sedangkan untuk makrofil sudah bertangkai, bertulang daun, dan memiliki daging daun (mesofil) yang terdapat stomata, jaringan tiang, dan bunga karang.
Jika kita amati beberapa jenis daun paku, ada yang tidak menghasilkan spora yang disebut dengan tropofil, disebut sebagai daun yang steril. Tropofil hanya berfungsi untuk fotosintesis, tetapi ada yang menghasilkan spora yang disebut dengan sporofil atau disebut daun fertil. Spora terdapat di dalam kotak spora/sporangium, ada sejumlah sel penutupnya yang berdinding tebal dan membentuk cincin yang disebut dengan annulus. Agar lebih jelas amati Gambar 7.21 ini!
Gambar 7.21 (A) Sorus, (B) indusium, dan (C) sporangium
Gambar 7.21 (A) Sorus, (B) indusium, dan (C) sporangium
Apabila dalam keadaan kekeringan, maka annulus mengerut dan sporangium akan pecah, lalu spora tersebut akan tersebar, bila lingkungannya cocok akan tumbuh menjadi individu baru. Demikian juga bila ada embun yang membeku, maka daun-daunnya akan mati tetapi akar dan batangnya masih hidup selama musim dingin tersebut, jadi masih ada kemungkinan untuk hidup kembali. Akar tumbuhan paku berupa akar serabut. Pada akar paku, xilem terdapat di tengah dikelilingi floem membentuk berkas pembuluh angkut yang konsentris. Batangnya jarang tumbuh tegak di atas tanah, kecuali pada paku tiang (Alsopila sp. dan Cyathea sp.). Batang paku kebanyakan berupa rhizoma.
Secara ringkas Tumbuhan paku memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Berbeda dengan tumbuhan lumut, tumbuhan paku sudah memiliki akar, batang, dan daun sejati. Oleh karena itu, tumbuhan paku termasuk kormophyta berspora.
  2. Baik pada akar, batang, dan daun, secara anatomi sudah memiliki berkas pembuluh angkut, yaitu xilem yang berfungsi mengangkut air dan garam mineral dari akar menuju daun untuk proses fotosintesis, dan floem yang berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.
  3. Habitat tumbuhan paku ada yang di darat dan ada pula yang di perairan serta ada yang hidupnya menempel.
  4. d. Pada waktu masih muda, biasanya daun tumbuhan paku menggulung dan bersisik.
  5. Tumbuhan paku dalam hidupnya dapat bereproduksi secara aseksual dengan pembentukan gemmae dan reproduksi seksual dengan peleburan gamet jantan dan gamet betina.
  6. Dalam siklus hidup (metagenesis) terdapat fase sporofit, yaitu tumbuhan paku sendiri.
  7. Fase sporofit pada metagenesis tumbuhan paku memiliki sifat lebih dominan daripada fase gametofitnya.
  8. Memiliki klorofil sehingga cara hidupnya hidupnya fotoautotrof.

Rabu, 07 Maret 2012

Ciri-ciri tumbuhan sambiloto



Sambiloto (Andrographis paniculata) membantu imunitas tubuh melalui peningkatan daya sambiloto. Sambiloto Obat Diabetesfagositosis leukosit.
Itu diperoleh berkat kerja sama 4 jenis senyawalaktonutama,yaitudeoksiandrografolida,andrografolida, neoandrografolida, dan didehidroandrografolida. Daun Andrographis paniculata juga mengandung
saponin, (lavonoida dan tannin).



Tumbuhan Sambiloto ini sudah banyak dikenal dan memiliki nama herbal
lain di beberapa popnsi di Indonesia bahkan di Luar Negeri , seperti :

1. Jawa Barat : Ki Oray, Ki Peurat, Takilo

2. Jawa Tengah, Dan Jawa Timur ; Bidar, Sadilata, Sambilata, Takila

3. Pulau Sumatera : Pepaitan

4. China : Chuan xin lian, Yi jian xi, Lan he lian

5. Vietnam : Xuyen tam lien, Cong Cong

6. Inggris : Creat, Green chiretta, Halviva, Kariyat


Tanaman ini mudah tumbuh di alam liar terbuka, seeprti di kebun, di tepi
sungai, tanah kosong atau pekarangan rumah. Tumbuhan ini memiliki
ciri-ciri sebagai berikut :

1. Tumbuh di tanah yang lembab sambiloto.

2. Tumbuh di dataran rendah denga ketinggian 700 mdpl

3. Merupakan tanaman Terna Semusim dengan tinggi 50 – 90 cm

4. Dengan batang yang banyak memiliki cabang berbentuk segi empat
(kwadrangularis) dengan nodus yang membesar.

5. Berdaun tunggal, bertangkai pendek, bunga berbibir – bibir dengan
warna putih bernoda ungu

6. Buah berbentuk jorong dengan warna cokelat muda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar